1.Pendahuluan
Pengertian Perpustakaan menurut Sulistya Basuki (1991) adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu, untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Perpustakaan dalam pengertian ini identik dengan ruangan, koleksi, penyimpanan, dan pemanfaatannya.
Pengertian Perpustakaan menurut Sulistya Basuki (1991) adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu, untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Perpustakaan dalam pengertian ini identik dengan ruangan, koleksi, penyimpanan, dan pemanfaatannya.
Sedangkan menurut Lasa H.S. (1998) perpustakaan merupakan sistem informasi yang didalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian, dan penyajian serta penyebaran informasi.
Perpustakaan sebuah kata yang cukup familiar bagi masyarakat kalangan berpendidikan tetapi belum familiar bagi masyarakat umum terlebih yang memiliki pendidikan terbatas. Masyarakat umum yang memiliki pendidikan terbatas ini belum mengetahui arti penting dari sebuah perpustakaan, karena itu perlu ada upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah, perpustakaan, dan pustakawan untuk menciptakan masyarakat yang memahami pentingnya perpustakaan guna meningkatkan derajat kecerdasan mereka.
Selain itu perlu menumbuhkan minat baca dikalangan masyarakat kita agar tercipta masyarakat yang memiliki minat baca kemudian menjadi gemar membaca dan akhirnya menjadi masyarakat yang mencintai perpustakaan.
2. Permasalahan
Ada beberapa permasalahan dalam menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat yaitu :
Faktor – faktor apa saja yang menghambat sehingga minat baca masyarakat kurang
Langkah apa saja yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca di masyarakat
3. Tujuan
Tujuan utama dari tulisan ini untuk dapat mengetahui sebenarnya faktor apa saja yang sangat berpengaruh agar minat baca masyarakat dapat tergali sehingga kemudian bisa menjadi pondasi untuk menumbuhkan rasa cinta masyarakat akan perpustakaan. Karena tanpa memahami akar persoalan yaitu minat baca niscaya mustahil tercipta masyarakat yang bisa tumbuh kecintaannya terhadap perpustakaan.
4.Landasan Teori
Landasan teori yang dapat diutarakan untuk menjawab pertanyaan diatas harus ditinjau dari berbagai aspek. Minat baca akan tumbuh jika ada faktor-faktor pendorong yang bisa menyokong hal itu. Landasan teori yang mendukung hal tersebut seperti diungkapkan Maslow dengan teori kebutuhan berangkai (Krech, Cruchfield, dan Ballachey, 1962:76) bahwa kebutuhan masyarakat itu beragam, diantaranya kebutuhan akan informasi, tetapi sebenarnya banyak variasinya, yaitu
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan rasa cinta dan memiliki
Kebutuhan rasa harga diri
Kebutuhan rasa aktualisasi diri
Timbulnya kebutuhan seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisiologis, situasi, dan kognisinya (Krech, Crutchfield, dan Ballachey, 1962:84). Sedangkan dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan, khususnya yang berkaitan dengan sumber informasi maka kebutuhan yang diusulkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas (dalam Tan 1981: 298)adalah kebutuhan :
Kebutuhan kognitif
Kebutuhan Afektif
Kebutuhan integrasi personal
Kebutuhan Integrasi Sosial
Kebutuhan Berkhayal
Adanya terpaan informasi yang terus bertambah akan bisa mengubah sikap dan perubahan ini bisa terjadi apabila informasi yang menerpa atau dibacanya cukup banyak, beragam dan dalam jangka waktu yang lama ( Krech,Crutchfield, dan Ballachey, 1962:225-226). Demikian pula motivasi setiap individu dalam masyarakat ataupun masyarakat sendiri untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan lainnya akan terjadi apabila :
tersedia sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi
adanya peran aktif berbagai pihak pemerintah, lembaga pelayanan publik, profesional, lembaga swadaya masyarakat maupun perorangan(individu) untuk membangun semangat memperoleh informasi
adanya keterbukaan dan kemudahan memperoleh informasi
adanya dinamika informasi
5.Pembahasan
Membicarakan masalah pengembangan minat baca yang nantinya bermuara pada kecintaan pada buku serta berlanjut kecintaan pada perpustakaan adalah suatu proses yang cukup panjang dan memerlukan usaha dan perjuangan yang tidak kenal lelah. Apakah artinya usaha tersebut jika harus berhenti di tengah jalan? Maka yang dibutuhkan adalah semangat dan motivasi yang terus berkobar untuk mencapai tujuan akhir yaitu mengalami apa yang dinamakan “jatuh cinta atau falling in love” pada buku dan perpustakaan sebagai tempat buku-buku itu disimpan dan dipelihara. Semangat tersebut harus terus diupayakan sehingga pada akhirnya mencapai hasil maksimal. Perlu langkah-langkah kongkret agar tujuan yang ingin dicapai bisa efisien dan efektif. Dengan menggunakan cara/ metode yang sederhana tapi efektif usaha yang dilakukan dengan tekun dan sabar.
Faktor-faktor penghambat kurangnya minat baca antara lain,
Kebutuhan membaca belum merupakan kebutuhan pemuas atau pokok yang penting seperti kebutuhan sandang atau papan.
Belum ada atau kurangnya gairah membaca untuk meningkatkan wawasan dan hal yang bermanfaat
Masalah membaca buku belum menjadi tradisi keseharian atau budaya masyarakat
Saling menyalahkan antara pihak satu dengan pihak lainnya dengan lambatnya perkembangan literasi
Kurangnya promosi dari berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca dengan kegiatan yang mendukung supaya antusias membaca masyarakat meningkat
Kurangnya fasilitas pendukung yang membuat masyarakat termotivasi untuk membaca.
Banyaknya jenis hiburan, permainan, tayangan tv dan juga tempat hiburan untuk menghabiskan waktu sehingga dapat mengalihkan perhatian anak ataupun orang dewasa dari buku.
Perlu digaris bawahi juga bahwa masyarakat kita masih memiliki apresiasi rendah terhadap perpustakaan yang berakibat masyarakat tidak akan maju karena masyarakatnya belum merupakan masyarakat yang senang belajar (learning society), Jika hal itu dapat diatasi maka akan tercipta masyarakat yang memiliki tradisi intelektual yang kuat, dan kebiasaan membaca pun akan tumbuh dengan subur, minat baca semakin meningkat, kecintaan untuk selalu dekat dengan perpustakaan akan tergali .
Untuk dapat menciptakan kondisi tersebut perlu upaya-upaya dari pihak-pihak terutama pemerintah, perpustakaan, pustakawan juga masyarakat sendiri untuk menjadikan perpustakaan atribut yang membanggakan, dengan cara melatih diri untuk bisa mengapresiasi terhadap perpustakaan sekaligus memanfaatkannya. Bagaimana cara yang dapat dilakukan?
Cara yang dapat di lakukan antara lain adalah :
a. menyediakan informasi yang lengkap
b. melayani kebutuhan informasi dengan baik
c. membudayakan literasi informasi di semua kalangan masyarakat.
Langkah-langkah kongkret yang semestinya perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif agar masyarakat jatuh cinta pada perpustakaan diawali oleh masing-masing individu dalam masyarakat dengan cara menciptakan dan membudayakan cinta buku dikalangan anak-anak sebagai generasi penerus kemajuan bangsa. Cara agar anak-anak cinta buku antara lain:
Memberi buku-buku cerita yang menarik
Membuat perpustakaan mini
Membacakan cerita secara berkala
Bermain tebak-tebakan cerita
Membacakan apa saja
Menciptakan suatu tokoh
Meminta anak ‘membaca’ cerita
Membuat buku cerita bersama
Mengajak bermain huruf dan angka.
Memperlihatkan asyiknya membaca
Mengenalkan buku di kalangan anak sangat perlu, karena anak adalah aset bangsa yang penting dan dari kelompok paling dasar, dan menanamkan cinta buku dapat dikatakan sebagai pintu masuk kegiatan yang bertujuan untuk bersama-sama ikut serta mendukung segala bentuk pembelajaran yang mengarah pada pengembangan potensi bangsa., juga dapat mengembangkan tradisi intelektual , serta membentuk karakter dan kompetensi unggul anak-anak sebagai aset bangsa di masa depan. Yang akhirnya membentuk masyarakat, dan bangsa yang maju, dan memiliki kompetensi unggul dan siap bersaing dengan bangsa lain yang telah maju.
Sedangkan untuk meningkatkan minat baca anak-anak ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
a. Membacakan buku untuk anak setiap hari (jadikan kebiasaan)
b. Usahakan buku mudah dilihat dan dijangkau oleh anak
c. Mengajak anak ke tempat yang ada di buku
d. Membacakan dengan ekspresi
e. Lakukan dengan kegiatan mendongeng
f. Perkenalkan anak pada bacaan-bacaan yang ada di sekitar kita
g. Memberi kesempatan mengarang
h. Melibatkan seluruh anggota keluarga
i. Mengajak anak untuk bereksperimen
j. Mulai dengan orang tua yang gemar membaca untuk memberi contoh
k. Hargai buku, berikan sebagai hadiah kepada anak
l. Lakukan dengan gembira kegiatan membaca dengan gembira
Meningkatkan minat baca pada anak memang agak sulit, jikalau orangtua tidak memulai dari diri sendiri. Jadi orangtualah yang semestinya menjadi contoh dan teladan anak-anaknya untuk berperan dalam memacu upaya agar anak memiliki minat baca dan cinta buku. Disamping itu juga lembaga terkait, misalnya sekolah ,perpustakaan, pemerintah sebagai pendukung untuk memotivasi minat baca dan kecintaan pada buku dan perpustakaan. Salah satu contoh cara menarik yang dapat dipakai sekolah sebagai salah satu tempat pengembangan anak didik untuk meningkatkan minat baca anak adalah kegiatan Reading Campaign atau demonstrasi dalam membaca. Anak-anak diberi tugas untuk meminjam buku dari perpustakaan, kemudian menceritakan kembali di depan kelas. Hal itu akan memacu anak untuk membaca buku dan meminjam buku. Apabila kesadaran orangtua sebagai pribadi yang memiliki minat baca dan kecintaan pada buku sudah ada dan cenderung meningkat, maka akan dapat memotivasi dan mempengaruhi kualitas anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya.Dan apabila hal itu terjadi dalam tiap keluarga niscaya keluarga sebagai inti dari masyarakat sudah menjadi pelopor untuk mendongkrak minat dan kecintaan masyarakat pada buku dan perpustakaan. Secara otomatis masyarakatnya menjadi masyarakat yang sudah familiar dengan kegiatan membaca, mengenal bahan bacaan dan perpustakaan.Hal itu akan semakin cepat terealisasi jika beban untuk meningkatkan minat baca, cinta buku dan cinta perpustakaan tidak hanya dibebankan di atas pundak orang tua. Alangkah lebih baiknya jika hal tersebut juga didukung lembaga atau institusi yang ada seperti sekolah, perpustakaan,toko buku dan lain-lain dengan mengadakan kegiatan atau acara yang dapat memacu minat baca dan kecintaan akan buku serta mensosialisasikan perpustakaan, agar masyarakat pada umumnya tahu, kenal , terbiasa akhirnya familiar dengan buku dan perpustakaan..Niscaya kegiatan membaca dan pengenalan bahan bacaan dikalangan masyarakatnya sudah dapat teratasi dengan baik jika semua pihak yang ada saling bahu membahu berusaha mengatasi permasalahan tersebut.Tetapi bagaimana agar masyarakat mencintai perpustakaan? Cara termudah adalah dengan cara pihak perpustakaan pro aktif atau jemput bola dengan mengadakan kegiatan yang dapat merangsang,memacu, meningkatkan kecintaan dan minat masyrakat pada buku dan perpustakaan, baik melalui promosi, kegiatan lomba minat baca, bedah buku, pendidikan pemakai, literasi informasi dan masih banyak lagi cara yang dapat diciptakan untuk mendongkrak masalah tersebut.
6. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari tulisan ini adalah minat dapat dikatakan sebagai pondasi utama untuk dapat menciptakan masyarakat yang cinta atau ada rasa dengan perpustakaan. Tanpa adanya minat baca yang tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat, niscaya rasa tertarik untuk mengunjungi perpustakaan tidak akan terwujud. Karena pada dasarnya perpustakaan adalah tubuh jasmaninya dan minat baca adalah rohnya, dan buku adalah sarana pemicunya sehingga ketiganya harus bersinergi agar terwujud dan tercapai untuk membentuk masyarakat yang ‘melek’ informasi atau generasi literat di masa depan. Berbagai kendala mengiringi permalahan baik dari segi buku, minat maupun perpustakaannya sendiri. Berbagai cara perlu dilakukan untuk mendongkrak motivasi rasa antusias terhadap ketiganya, dan bisa dimulai dari diri sendiri, serta didukung oleh pihak terkait, seperti pemerintah, LSM, pustakawan dan pihak terkait lainnya. Semuanya menuju pada satu tujuan, mencapai masyarakat yang kenal dan akhirnya cinta pada perpustakaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya minat baca menjadi pondasi utama untuk menjadikan masyakat cinta pada lembaga yang dinamakan perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yusup, Pawit M. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung: PT Rosdakarya.
Hs, Lasa. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.
Krech, David;Richards S. Crutchfield; dan Egerton L. Ballachey. 1962. Individual in Society: A textbook of Social Psychology. Tokyo: McGraw Hill.
Katz, William A. 1978. Introduction to Reference Work, Basic Information Sources. Jilid ke-1. New York: McGraw Hill.
Tan, Alexis s. 1981. Mass Communication Theories and Research. Columbus, Ohio: Grid Publishing.
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Esthi Nimita Lubis (ayahbunda) Diposkan oleh Dyah Kusuma di 05:03(http://pembelajaran-anak.blogspot.com/2009/05/10-cara-agar-anak-cinta-buku.html)5 mei 2009
Penulis: Titi Sunarni, S.Pd
Yogyakarta
sumber : http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/articel-417-minat-baca-sebagai-pondasi-utama-menciptakan-masyarakat-cinta-perpustakaan.html#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar