Oleh: SETIAWAN HARTADIPustakawan STIE Perbanas Surabaya
“Negara
disebut maju dan berkembang kalau penduduknya atau masyarakatnya
mempunyai minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang
diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut.”
Minat Baca di Indonesia
Kalau kita berbicara mengenai minat baca, maka sudah sering ditulis di berbagai media masa dan juga sering dibicarakan dan diseminarkan, namun masih saja topik ini masih sangat manarik dibicarakan, hal
ini disebabkan karena sampai detik ini peningkatan minat baca
masyarakat masih tetap berjalan ditempat walaupun disana-sini usaha
telah dilakukan oleh pihak pemerintah dengan dibantu oleh pihak-pihak
tertentu yang sangat berkaitan dengan minat baca masyarakat, seperti
Guru, Pustakawan, Penulis, Media masa dan Gerakan Cinta Buku. Padahal
jika dicermati sejenak penerbitan majalah dan koran, dalam sepuluh
tahun terakhir jumlah nama/judulnya sangat meningkat tajam. Mestinya
semakin banyak penerbitan Koran dan majalah, maka akan berimbas pada
peningkatan minat baca terhadap buku. Tetapi sayang, minat baca ini
hanya sebatas peningkatan minat bacara masyarakat terhadap koran dan
majalah saja. Sebagai masyarakat, khususnya masyarakat pendidikan kita
mesti bertanya, kenapa hal ini terjadi atau apa penyebabnya sehingga
minat baca masyarakat Indonesia dikatakan rendah dan berjalan di tempat
?.
Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat minat baca
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi dan bisa menghambat masyarakat untuk
mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca
koran dan majalah, yaitu:
- Sistem
pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa harus membaca
buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau
pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
- Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat perhatian
anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan
berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap
peningkatan minat baca masyarakat kita, karena internet merupakan sarana
visual yang dapat disinosimkan dengan sumber informasi yang lebih
abtudate, tetapi hal ini disikapi lain karena yang dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.
- Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall, supermarket dll.
- Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari kebiasaan Ibu-Ibu yang sering mendongeng kepada putra-putrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai pengetahuan melalui bacaan.
- Para
ibu disibukan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor serta
membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk
membaca sangat minim.
- Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga jumlah perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh.
Peran Orang Tua dalam menumbuhkan minat baca Untuk
mensiasati supaya masyarakat kita gemar membaca dan membaca adalah
suatu kebutuhan sehari-hari, maka tidak ada jalan lain peranan orang tua
sangat dibutuhkan dengan cara membiasakan anak-anak usia dini untuk
mengenal apa yang dinamakan buku dan membiasakan untuk membaca.dan
bercerita terhadap buku yang dibacanya. Hal ini harus dilakukan secara
berulang-ulang dan terus menerus dengan harapan akan terbentuk
kepribadian yang kuat dalam diri si anak sampai dewasa, sehingga membaca adalah suatu kebutuhan bukan sekedar hobi melulu.
Peran Pemerintah dalam menumbuhkan minat baca Peranan pemerintah daerah dibantu oleh kalangan dunia pendidikan, media masa, gerakan masyarakat cinta buku untuk bersama-sama
merangkul pihak-pihak swasta yang mempunyai kepentingan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mensponsori pendirian
perpustakaan-perpustakaan kecil dilingkungan masyarakat seperti
desa/kampung dengan bantuan berupa sarana dan prasarana dan koleksi
perpustakaan yang pengelolaannya diserahkan kepada Ibu-Ibu PKK atau
Karang Taruna. Supaya gebyarnya lebih meluas perlu diadakan lomba yang bisa di ekspos oleh media massa lokal maupun nasional dengan iming-iming berupa hadiah yang menarik sebagaimana lomba green and clean di Surabaya, dan ini harus dilakukan secara continue setiap tahunnya.
Peran Lembaga Pendidikan dalam menumbuhkan minat baca Peranan
kepala sekolah sangat penting sebagai ujung tombak terhadap pendirian
perpustakan dan fungsi guru dan pustakawan sebagai pengembangan
perpustakaan harus selalu mendapat perhatian serius dari pihak
pemerintah daerah, karena banyak sekolah dasar sampai menengah belum memiliki perpustakaan dan kalaupun ada sifatnya stagnasi dan tidak berkembang karena kesulitan dana. Pemerintah Daerah yang sebenarnya harus memfasilitasi perpustakaan sekolah dengan cara menggandeng pihak-pihak swasta sebagai sponsor atau sebagai mitra. Perpustakaan keliling yang sudah ada sekarang ini perlu ditingkatnya dan diperluas jangkauannya dengan penambahan armada dan koleksi setiap tahunnya dan bukan malah sebaliknya semakin tahun semakin menurun dan akhirnya tidak beroperasi lagi dan ini harus mendapat perhatian serius dari kita semua kalau menginginkan bangsa kita cerdas dan pandai sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju.
Kalau kita cermati secara seksama sebenarnya untuk menciptakan dan mengembangkan minat baca masyarakat akan bisa terwujud kalau semua pihak dari mulai pemerintah, kalangan swasta, pustakawan, dunia pendidikan, Orang tua, pecinta buku maupun elemen masyarakat mau
duduk bersama-sama satu meja dan sama-sama berusaha untuk saling
melengkapi dari apa yang kurang dan berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai tujuan bersama yaitu mencerdaskan masyarakat melalui pemasyarakatan perpustakaan. Kalau semua sekolah/perguruan tinggi maupun dalam lingkungan kampung/desa tersedia perpustakaan maka tentu banyak buku yang diperlukan untuk mengisi perpustakaan tersebut. Dengan
demikian betapa banyak penulis buku, penerbit, dan toko buku yang
memproduksi dan mengedarkan buku serta mengisi perpustakaan di seluruh
negeri. Dengan demikian lapangan kerja terbuka luas dan berpotensi besar
dan inilah yang diharapkan oleh pengarang maupun penerbit supaya dunia buku tidak lesu dan gulung tikar.
sumber : http://library.perbanas.ac.id/news/kenapa-minat-baca-masyarakat-indonesia-rendah-.html
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar