Minggu, 24 Maret 2013

Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan Kampung Wongmoco



Visi  :  Bangun generasi muda dengan budaya membaca dan menulis menuju
     masyarakat informasi (literasi).

Misi  :
  1. Membangun tradisi membaca & menulis dengan mendirikan sebuah Perpustakaan atau Rumah Baca yang diberi nama Omah Moco lan Kedai Buku
  2. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang atraktif guna menumbuhkan kreatifitas anak-anak dan remaja
  3. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau training yang berkaitan dengan informasi literasi dan budaya baca – tulis
  4. Menjalin kerjasama dan networking dengan berbagai pihak yang terkait atau lembaga yang sevisi

Tujuan  :
  1. Tumbuhnya budaya membaca dan menulis khususnya di Kampung Sindurejan
  2. Terwujudnya masyarakat literasy (masyarakat yang melek informasi)
  3. Hadirnya perpustakaan atau rumah baca sebagai wahana belajar yang seluas-luasnya bagi masyarakat terutama bagi anak-anak dan remaja yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja dan kapan saja.
  4. Munculnya berbagai kegiatan yang atraktif sebagai ajang aktualisasi diri guna mengasah kreatifitas para remaja dan anak-anak


SUSUNAN KEPENGURUSAN 2007



Penanggungjawab       :
Ketua                          : Sumaryono
Sekretaris                    : Nur Halim Sumirat
Bendahara                   : Anisa Sofiana
BIDANG – BIDANG
A.     Pelayanan Perpustakaan           :  -  Dinda                                -  Septi
o   Widi                                  -  Desi
o   Rina                                   -  Sigit
B.     Pendidikan dan Latihan                        :  -  Meta Maulana                   -  Ita
o   Salma                                -  Angga
o   Lailatul Musfiroh              -  Beta
C.     Kegiatan                                      :  -  Fitri                                   -  Yomas
o   Anis (A)                            -  Fajar
o   Ayun                                 -  Gilang
D.     Humas                                          :  - Yusuf                                 -  Atun
o   Eni                                     -  Aini
o   Aning                                -  Anis (B)
E.     Penggalian Dana                         :  -  Arif
o   Sigit                                   -  Maryanto
o   Hera                                  -  Yuli

Agenda Progam Kerja


Tabel Schedule Kegiatan Kampung Wongmoco : Jogja Learning Community
Tahun 2008
No
Bentuk Kegiatan
Sasaran
Rencana Waktu / Tanggal
Keterangan
Pelaksanaan
Persiapan
Pelaporan
1.
Rembug Warga
Pengurus dan para pemuda
Setiap bulan
1 minggu sebelumnya
1 minggu setelahnya
2.
Gerakan Sumbang Buku
Seluruh warga kampung Sindurejan
Februari
Januari
Maret
3
Launching Kampung Wongmoco
Seluruh warga kampung Sindurejan
Februari / maret
Januari
Maret
4
Kampanye budaya baca
Seluruh warga kampung Sindurejan
Mulai Februari dst
Januari
Setiap bulan
Rutin min 1 bulan sekali
5
Pendidikan orang tua
Bapak-bapak & Ibu-ibu
Maret/April
Februari
April/Mei
6
Festival Anak Kampung
Remaja dan anak-anak
Mei/Juni
Maret-april
Juni-Juli
7
Bedah buku
Remaja dan dewasa
Setiap 2 bulan sekali
1 bulan sebelumnya
1 bulan sesudahnya
Bergantian setiap bulan  antara bedah buku dan bedah film
8
Bedah film
Anak-anak/remaja/dewasa
Setiap 2 bulan sekali
1 bulan sebelumnya
1 bulan sesudahnya
9
Lomba-lomba
Seluruh warga kampung
Agustus
Juni – Juli
September
Lomba-lomba dan pentas satu rangkaian acara
10
Pentas Kemerdekaan
Seluruh warga kampung
Agustus
Juni – Juli
September
11
Pelatihan  Life Skill
Pelatihan Lif Skill
1 tahun 2 – 3  kali
1 bulan sebelum hari H
1 bulan sesudah hari H
12
Karnaval Tahun Baru
Anak-anak dan remaja
Januari
November-Desember
Januari - Februari

Analisis SWOT


 kampung Sindurejan dalam rangka mewujudkan 
Kampoeng Wongmoco


Kekuatan
-          Jumlah Penduduk Sindurejan terutama Pemuda, remaja dan anak-anaknya
-          Sejarah Kampung Sindurejan
-          Potensi Warga (latar belakang penduduknya, karakter warganya dll)
-          Memiliki Pendopo yang serba guna
-          Jaringan yang dimiliki oleh beberapa warga Sindurejan
-           
-           


Kelemahan
-          Tradisi baca-tulis yang masih rendah
-          Kepedulian terhadap budaya baca tulis minim
-          Belum memiliki perpustakaan kampung
-           
-           


Peluang
-          Adanya orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap budaya baca-tulis
-          Adanya dukungan dari pemerintah tentang pendirian perpustakaan kampung (Pemkot)
-          Adanya pendopo /gedung serba guna yang belum termanfaatkan secara maksimal
-          Adanya lembaga-lembaga/instansi yang dapat diajak kerja sama (missal Mu’allimin, Peprusda dll)
-           
-           


Ancaman
-          Budaya nonton lebih kuat ketimbang budaya baca-tulis
-          Komitmen para pengelola Perpustakaan Kampung karena kegiatan social
-          Kepedulian masyarakat dalam mendukung kegiatan ini
-           
-           
Silahkan dilanjutkan.............!!!!!!!!!! 

Sekilas TBM Kampung WongMoco


A.     Pendahuluan
-          Keberadaan perpustakaan
Perpustakaan Kampung Sindurejan yang diberi nama Kampung Wongmoco ini awalnya bertempat di dalem pringgitan yang berada di kampung Sindurejan, Kelurahan Patanpuluhan, kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta.  Pringgitan ini merupakan bekas kediaman Keturunan keluarga Kraton Ngayogyokarto Hadi Ningrat. Tempat ini  dalam perkembangannya sekarang menjadi kantor INI ( Ikatan Notaris Indonesia) Daerah Istimewa Yogyakarta.  

Sementara secara organisasi perpustakaan ini berada di bawah Pemuda Paguyuban Kampung Sindurejan. Meskipun secara de jure istilah kampung sudah ditiadakan dan diganti dengan RW nama Kampung Sindurejan tetap lebih dikenal dan sering digunakan.  Wilayah kampung Sindurejan sendiri terbagi menjadi 3 RW  yakni RW 8 sebelah barat, RW 9 sebelah tengah dan RW .10 di sebelah timur.

Dengan perkembangan yang demikian maka pengurus membagi perpustakaan Kampung Wong Moco menjadi tiga bagian di masing masing RW. Karena banyak pengurus TBM yang pindah domisili TBM yang masih ada geliat eksisnya ada di RW 10 dengan lokasi penempatan koleksi dibeberapa tempat, yaitu di gedung serbaguna RT 48, Masjid Nurul Huda dll.

Dalam pengelolaannya TBM Kampung Wong Moco pengurus berkolaborasi dan melibatkan teman teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Ahmad Dahlan ( UAD ) Yogyakarta yang kebetulan ditempatkan di kampung Sindurejan dari tahun ke tahun. Sehingga pengembangan koleksi dan minat baca dapat terus dilaksanakan.

Kenapa ada TBM Kampung Wong Moco



            Perkembangan teknologi informasi semakin merajalela yang membawa dampak yang sangat luar biasa terlebih bagi para generasi muda. Gencarnya tayangan televisi yang lebih menonjolkan sisi hiburan membawa dampak buruk bagi masyarakat khususnya perkembangan mental anak-anak dan remaja. Merebaknya berbagai sarana hiburan playstasioan, game net dan juga internet menjadi tantangan serius bagi kemajuan para generasi penerus. Sementara minat baca dan menulis masyarakat kita masih sangat rendah sehingga budaya baca-tulis kalah jauh dengan budaya nonton dan hiburan.­

Sabtu, 23 Maret 2013

Minat Baca Sebagai Pondasi Utama Menciptakan Masyarakat Cinta Perpustakaan


1.Pendahuluan

Pengertian Perpustakaan menurut Sulistya Basuki (1991) adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu, untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Perpustakaan dalam pengertian ini identik  dengan ruangan, koleksi, penyimpanan, dan pemanfaatannya.

Out Bond









STRATEGI KULTURAL MENUMBUHKAN BUDAYA BACA





(Perspektif Sosiologis)

Dr. Al-Zastrouw Ng.**)
Data-data survey menunjukkan, masyarakat Indonesia menempati posisi terendah di Asia dalam budaya memebaca. Rendahnya budaya baca ini tidak hanya terjadi di kalalangan masyarakat, tetapi juga di kalangan pelajar, mahasiswa, guru, bahkan dosen dan akademisi yang mestinya dekat dengan aktivitas membaca. Kebiasaan membaca mereka rata-rata kurang dari satu jam perhari. Kalau komunitas akademik hanya memiliki kebiasaan membaca kurang dari satu jam per hari, maka berapa menit  masyarakat umum memiliki kebiasaan waktu membaca (Baidhowi; 2010).

Kenapa minat baca masyarakat indonesia rendah ?


PDF 


Oleh: SETIAWAN HARTADI
Pustakawan STIE Perbanas Surabaya

“Negara disebut maju dan berkembang kalau penduduknya atau masyarakatnya mempunyai minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut.”
Minat Baca di Indonesia
Kalau kita berbicara mengenai minat baca, maka sudah sering  ditulis di berbagai media masa dan juga sering dibicarakan dan diseminarkan, namun  masih saja  topik ini masih sangat manarik dibicarakan, hal ini disebabkan karena sampai detik ini peningkatan minat baca masyarakat masih tetap berjalan ditempat walaupun disana-sini usaha telah dilakukan oleh pihak pemerintah dengan dibantu oleh pihak-pihak tertentu yang sangat berkaitan dengan minat baca masyarakat, seperti Guru, Pustakawan, Penulis, Media masa dan Gerakan Cinta Buku.  Padahal jika dicermati sejenak penerbitan majalah dan koran, dalam sepuluh tahun terakhir jumlah nama/judulnya sangat meningkat tajam. Mestinya semakin banyak penerbitan Koran dan majalah, maka akan berimbas pada peningkatan minat baca terhadap buku. Tetapi sayang, minat baca ini hanya sebatas peningkatan minat bacara masyarakat terhadap koran dan majalah saja. Sebagai masyarakat, khususnya masyarakat pendidikan  kita mesti bertanya, kenapa hal ini terjadi atau apa penyebabnya sehingga minat baca masyarakat Indonesia dikatakan rendah dan berjalan di tempat ?.